HaBe Plus, Bekasi - Tingkat partisipasi pemilih pada gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kita Bekasi di wilayah Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, rendah.
Hal ini terlihat dari jumlah pemilih yang hadir di setiap TPS hanya 200 sampai 300 pemilih dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Seperti contoh di lima TPS bilangan RW 001 Harapan Jaya, dari jumlah DPT sebanyak 500 pemilih hanya dihadiri sekitar 50 - 60 persen saja.
Keengganan masyarakat memilih dalam gelaran Pilkada Kota Bekasi ini kemungkinan disebabkan banyak faktor, salah satunya disinyalir tidak maksimalnya sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi.
Beberapa Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang ditemui harianbekasiplus.com mengakui rendahnya partisipasi pemilih untuk datang ke Tempat Pemilihan Suara (TPS).
"Benar, tidak banyak masyarakat yang hadir ke TPS untuk memberikan hak suaranya," kata Jamal, saat ditemui di TPS 01 Harapan Jaya.
Pernyataan Jamal ini dibenarkan beberapa KPPS yang ada di wilayah Harapan Jaya. Mereka juga tidak mengetahui penyebab keengganan masyarakat datang ke TPS untuk memilih.
Selain rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam memilih calon Walikota Bekasi dan Gubernur Jawa Barat, persoalan nama dalam DPT pun masih jadi masalah.
Sebab, banyak masyarakat yang telah meninggal dunia masih terdaftar sebagai peserta pemilu. Itu terjadi hampir di seluruh wilayah di bilangan Harapan Jaya.
Di TPS wilayah RW 001 Harapan Jaya contohnya, warga yang sudah meninggal dunia masih mendapatkan surat undangan untuk memilih.
Ketua KPU Kota Bekasi, Ali Syaifa ketika dihubungi via WhatsApp hingga berita ini diturunkan belum memberikan jawaban terkait masih belum sempurnanya data dalam DPT yang digunakan untuk pemilihan Walikota Bekasi dan Gubernur Jawa Barat.
Alfiyan