HaBe Plus, Bekasi - Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Jati sampurna melaporkan PPK Pondok Melati inisial R ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik.
Erik melaporkan R karena tindakan pemutarbalikan fakta dengan tuduhan palsu terhadap dirinya, melalui rekaman yang diduga suara R.
Menurut Erik, dalam rekaman yang mengemuka diduga suara dari PPK Pondokmelati inisial R berbicara tentang PPS Jatirangga berinisial BA diduga membocorkan bukti screenshot kepada PPK Pondok Melati berinisial R, yang kemudian menyusun skenario licik untuk mengambinghitamkan dirinya.
Dikatakannya, R melalui rekaman suaranya, terungkap terang-terangan menyatakan bahwa praktik "pengamanan" selama rekapitulasi adalah hal lumrah di kalangan penyelenggara pemilu. Pengakuan ini menyingkap tabir kelam rahasia umum yang selama ini ditutup rapat.
Tidak hanya itu, katanya, R diduga melakukan aksi "lempar batu sembunyi tangan" dengan menyebarkan narasi manipulatif yang menuduh dirinya sebagai aktor di balik penyebaran bukti.
Padahal, imbuhnya, fakta menunjukkan bahwa skenario tersebut sepenuhnya dirancang untuk menjatuhkan nama baiknya dan mengaburkan pelaku sebenarnya.
Erik menuntut agar semua pihak yang terlibat dalam skenario ini bertanggung jawab atas perbuatannya dan telah melaporkan hal ini ke Polisi.
"Saya sudah melaporkan saudara RP ke polisi karena Jika hal ini dibiarkan, integritas PILKADA Kota Bekasi 2024 akan hancur, dan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi akan lenyap dan rencana kesaksian palsu itu merusak nama baik saya," tegasnya.
Dikatakannya, skandal ini menjadi bukti nyata bahwa praktik kotor seperti money politik dan konspirasi masih menghantui demokrasi.
Untuk itu, Erik Julianto menyerukan kepada semua pihak, termasuk penegak hukum dan masyarakat, untuk bersatu melawan segala bentuk kecurangan yang merusak prinsip keadilan dan transparansi dalam pemilu.
"Integritas demokrasi bukanlah barang murah yang bisa dipermainkan oleh segelintir oknum. Pilkada Kota Bekasi harus menjadi contoh pemilu yang bersih, transparan, dan bermartabat," pungkasnya.
Denis